Entah mengapa tiba-tiba saja aku teringat akan Puisi Karya seorang sastrawan ternamaan di negeri ini yang juga mantan Dekan Fakultas Sastra Universitas IndonesiaSapardi Djoko Damono yang kalo nggak salah liriknya seperti ini...
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya api.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannnya tiada,"
Entah mengapa puisi itu terus terngiang dan begitu mengena di hatiku. Ada secercah asa yang bergelayut di dalam sudut sunyi di relung jiwaku...
Mungkinkah ini sebuah pertanda bahwa rasa itu memang benar adanya...
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya api.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannnya tiada,"
Entah mengapa puisi itu terus terngiang dan begitu mengena di hatiku. Ada secercah asa yang bergelayut di dalam sudut sunyi di relung jiwaku...
Mungkinkah ini sebuah pertanda bahwa rasa itu memang benar adanya...
apa betul semua itu dgn maxut:
BalasHapusmencintai sseorang dgn apa adanya...
bukan cinta rekayasa...
sperti judul lagu dangdut rekayasa cinta
dr Camelia Malik